Selly Noverina

Aku mulai membenci semua keadaan ini. Lelah yang amat sangat terus menerjangku, menertawakan setiap kesendirian yang ku jalani saat. Tak ada satu pun yang perduli atau mereka acuh terhadap semua keadaan yang sebenarnya melihat lihat ini ? Sungguh meringis melihat semua keadaan ini.Rasa penat itu titba-tiba datang meghampiriku, menggetuk altar hati dan berbisik akan semua kelelahan yang selaluu ku terjang.
 Dari bilik jendela kayu yang lapuk sang bayu menyelinap masuk menampar-nampar semua sendili tulang. Langit hari ini mendung, awan pun menangis. Beberapa hari ini atap rumahku terus di basahai tangisan hujan. Tubuh mungil ini pun selalu menari-nari indah mengikuti irama tangisan awan, aku suka menari bersama awan karena aku dapat menitihkan air mata kepenatanku bersama tangisan awan tanpa ada yang bisa membedakankannya karena kami satu bening sebening embun yang setia pada paginnya.        
♥♥♥
Dari luar kamar hujan begitu daras, aku merasakan ada kesejukkan yang di bawa oleh tangisan sang hujan. Uadara yang ia berikan menusuk-nusuk tulangku dan membuat tubuhku kaku dang mengigil dengan hebat. Gemuruh petir pun silih berganti bersahut-sahutan. Setidaknya keadaaan ini mampu membuat jiwa yang gamang ini bisa lebih tenang.          
Jiwa mungil ini tak pernah tahu sampai kapan ia harus bertahan dalam semua keadaan yang sebenarnya membuat ia merasa kesakitan yang amat sangat. Saat di mana ia harus berjuang melawan semua rasa sakitnya ia terus berusaha memberikan kesejukkan kepada benih yang ia tanam berharap suatu saat nanti benih itu bisa tumbuh dan tumbuh menjadi kokoh.      
   Entah ini yang ke berapa kalinnya aku menitihkan air mata. Kedua mataku mengabur oleh cairan bening yang terus mengenang. Bayangkan saja dua bulan terakhir ini ada dua ivent yang sangat besar yang melibatkan namaku sebagai panitia.  Semua itu menyita waktu istirahat yang seharusnya harus ku jalani karena dokter sudah pernah menyuruhku banyak-banyak istirahat.
            Hening menggelayuti tubuhku setelah pulang dari aktifitas kampus hari ini.  Hari ini benar-benar melelahkan karena dari pagi hingga aku menginjakkan kaki ke rumah handpon selalu bordering.   Saat pelajaran statistika berlangsung ada 10 panggilan tak terjawab, bukan sengaja tidak menjawab karena lagi belajar handpon itu tetap tergeletak di atas meja. Saat ada waktu luang langsung saja tangan ini mengangkat handphon yang merenggek itu.
“ Gimana tempat acara hari minggu besok, sudah kamu urus ? “ Tanya seseorang di sebarang sana.
“ Iya, suratnya izinnya sudah aku ketik dan tinggl menemui penjaga tempatnya saja.” Jawabku dengan ramah.
“ Oke, kalau semuannya sudah di urus kamu lanjuntin mengurus kansumsi untuk acara minggu besok ya.”
“ Iya.” Aku menepak jidatku sendiri.
Kapan aku ada waktu sejenak untuk melepas penat. Sedih sekali rasannya melihat organisasi yang ku geluti di kampus ini seperti tak ada pneghuni. Awalnbya kami beranggotakan 50 lebih dan semakin hari semakin menyusut. Kini, aku merasa sendiri di dalam organisasi itu. Setan pun mulai mengahntui untuk poergi saja dari lingkaran keadaan. Batin ke\cil ini menjerit, merontah untuk bertahan bukan karena apa-apa yang ku pikirkan adalah nrasa tanggung jawabku kepa Allah kelak.
“ Sesulit apa jalan yang ku tempuh aku harus bisa mempertanggung jawabkannya karena itu pilihanku. Jangan pernah mundur di tengah jalan dan membiarkannya terlantar karena tidak ada rasa tanggung jawab.”
♥♥♥
Tak berhenti sampai sini saja, masih saja banyak pesan singkat yang masuk menannyakan masah kegiatan AMS. Sedikit pun tak pernah tangan ini mengajung kan untuk meminta menjadi panitia namun nama ku selalu jadi daftar barisan panitia. Sebel.
“ Assalamualaikum, benar dengan mbk Selly ? “
“ iya, afwan ini siapa ya ?
“ Mbak, saya Ibu rumah tangga, saa mau mendaftarkan anak lomba puisi. “
Perbincangan antara Ibu itu berlangsung cukup lama, mungkin sekitar 30 menit. Hari ini bener-bener buat kepala ku pusing, sampai malam pun aku masih di cari. Udah mirip burunan aja. Penat rasanya, sempet kepikiran untuk matiin no utama hp ku dan mengaktifkan no hp yang  hanya di ketahui satu orang saja.
♥♥♥

           Akhirnya aku tenggelam bersama melewati kepenatan hari ini bersama suara dan nyanyian di tengah malam bersama keheningan