Aku
mulai membenci semua keadaan ini. Lelah yang amat sangat terus menerjangku,
menertawakan setiap kesendirian yang ku jalani saat. Tak ada satu pun yang
perduli atau mereka acuh terhadap semua keadaan yang sebenarnya melihat lihat
ini ? Sungguh meringis melihat semua keadaan ini.Rasa penat itu titba-tiba
datang meghampiriku, menggetuk altar hati dan berbisik akan semua kelelahan
yang selaluu ku terjang.
Dari bilik jendela kayu yang lapuk sang bayu
menyelinap masuk menampar-nampar semua sendili tulang. Langit hari ini mendung,
awan pun menangis. Beberapa hari ini atap rumahku terus di basahai tangisan
hujan. Tubuh mungil ini pun selalu menari-nari indah mengikuti irama tangisan
awan, aku suka menari bersama awan karena aku dapat menitihkan air mata
kepenatanku bersama tangisan awan tanpa ada yang bisa membedakankannya karena
kami satu bening sebening embun yang setia pada paginnya.
♥♥♥
Dari
luar kamar hujan begitu daras, aku merasakan ada kesejukkan yang di bawa oleh
tangisan sang hujan. Uadara yang ia berikan menusuk-nusuk tulangku dan membuat
tubuhku kaku dang mengigil dengan hebat. Gemuruh petir pun silih berganti
bersahut-sahutan. Setidaknya keadaaan ini mampu membuat jiwa yang gamang ini
bisa lebih tenang.
Jiwa
mungil ini tak pernah tahu sampai kapan ia harus bertahan dalam semua keadaan
yang sebenarnya membuat ia merasa kesakitan yang amat sangat. Saat di mana ia
harus berjuang melawan semua rasa sakitnya ia terus berusaha memberikan
kesejukkan kepada benih yang ia tanam berharap suatu saat nanti benih itu bisa
tumbuh dan tumbuh menjadi kokoh.
Entah ini yang ke berapa kalinnya aku menitihkan air mata. Kedua mataku
mengabur oleh cairan bening yang terus mengenang. Bayangkan saja dua bulan terakhir ini ada dua ivent yang sangat besar
yang melibatkan namaku sebagai panitia.
Semua itu menyita waktu istirahat yang seharusnya harus ku jalani karena
dokter sudah pernah menyuruhku banyak-banyak istirahat.
Hening menggelayuti tubuhku
setelah pulang dari aktifitas kampus hari ini. Hari ini benar-benar melelahkan karena dari
pagi hingga aku menginjakkan kaki ke rumah handpon
selalu bordering. Saat pelajaran
statistika berlangsung ada 10 panggilan tak terjawab, bukan sengaja tidak
menjawab karena lagi belajar handpon itu
tetap tergeletak di atas meja. Saat ada waktu luang langsung saja tangan ini
mengangkat handphon yang merenggek
itu.
“ Gimana tempat acara hari minggu besok, sudah kamu
urus ? “ Tanya seseorang di sebarang sana.
“ Iya, suratnya izinnya sudah aku ketik dan tinggl
menemui penjaga tempatnya saja.” Jawabku dengan ramah.
“ Oke, kalau semuannya sudah di urus kamu lanjuntin
mengurus kansumsi untuk acara minggu besok ya.”
“ Iya.” Aku menepak jidatku sendiri.
Kapan aku ada waktu sejenak untuk melepas penat. Sedih
sekali rasannya melihat organisasi yang ku geluti di kampus ini seperti tak ada
pneghuni. Awalnbya kami beranggotakan 50 lebih dan semakin hari semakin
menyusut. Kini, aku merasa sendiri di dalam organisasi itu. Setan pun mulai
mengahntui untuk poergi saja dari lingkaran keadaan. Batin ke\cil ini menjerit,
merontah untuk bertahan bukan karena apa-apa yang ku pikirkan adalah nrasa
tanggung jawabku kepa Allah kelak.
“ Sesulit apa jalan yang ku tempuh aku harus bisa
mempertanggung jawabkannya karena itu pilihanku. Jangan pernah mundur di tengah
jalan dan membiarkannya terlantar karena tidak ada rasa tanggung jawab.”
♥♥♥
Tak berhenti sampai sini saja, masih saja banyak pesan
singkat yang masuk menannyakan masah kegiatan AMS. Sedikit pun tak pernah
tangan ini mengajung kan untuk meminta menjadi panitia namun nama ku selalu
jadi daftar barisan panitia. Sebel.
“ Assalamualaikum, benar dengan mbk Selly ? “
“ iya, afwan ini siapa ya ?
“ Mbak, saya Ibu rumah tangga, saa mau mendaftarkan
anak lomba puisi. “
Perbincangan antara Ibu itu berlangsung cukup lama,
mungkin sekitar 30 menit. Hari ini bener-bener buat kepala ku pusing, sampai
malam pun aku masih di cari. Udah mirip burunan aja. Penat rasanya, sempet
kepikiran untuk matiin no utama hp ku dan mengaktifkan no hp yang hanya di ketahui satu orang saja.
♥♥♥
Akhirnya aku tenggelam bersama melewati kepenatan hari ini bersama suara dan nyanyian di tengah malam bersama keheningan